Menurut Michael E. McCoy, indeks prestasi dan kemampuan TOEFL memang salah satu persyaratan yang harus dipenuhi, namun bukan segalanya. “Kami masih memberikan toleransi jika indeks prestasi dan nilai TOEFL sedikit di bawah yang ditentukan asal study objective-nya bagus,” ujarnya serius. Menurutnya banyak aplikasi beasiswa ditolak karena study objective yang diajukan pelamar kurang menarik. Padahal, study objective adalah hal yang pertama dilihat oleh panitia pemberi beasiswa. "Karena itulah, pembuatan study objective perlu dipikirkan secara matang dan sejak jauh-jauh hari, jangan ditulis terburu-buru" ujarnya mengingatkan.
Michael E. McCoy kemudian memberikan kiat menyusun study objective yang baik. Hal yang pertama harus diperhatikan adalah mencari tahu universitas dan jurusan yang akan dipilih. “Perhatikan mata kuliah yang akan ditawarkan oleh setiap jurusan atau universitas dengan jalan mencari info sebanyak-banyaknya melalui website universitas yang Anda tuju,” tambahnya. Kemudian utarakan alasan mengapa memilih jurusan tersebut dan apa yang ingin Anda peroleh dengan kuliah di jurusan/universitas tadi.
Executive Director Aminef Indonesia ini juga memberikan nasehat agar tidak menjadikan Bahasa Inggris sebagai penghalang mencari beasiswa. Bahasa Inggris harus dijadikan sebagai tantangan, peluang dan salah satu alat untuk mencari beasiswa. Michael E. McCoy juga mengingatkan agar kebiasaan mendaftarkan diri mendekati pendaftaran ditutup tidak dilakukan. “Persiapkan diri Anda sejak awal agar tidak gagal,” tambahnya.
Sementara itu dalam sambutannya, Rektor Drs. Moh. Hasan, MSc PhD mengharapkan ajang sosialisasi ini dijadikan sarana menimba ilmu dan cara mendapatkan beasiswa bagi dosen dan mahasiswa mengingat banyaknya jenis beasiswa yang ditawarkan oleh Aminef. Rektor juga meminta masukan kepada Executive Director Aminef mengenai hal apa saja yang dapat membantu dosen dan mahasiswa meraih beasiswa dari Aminef. (iim)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !